Kamis, 10 Desember 2015

laporan praktikum morfologi tumbuhan (Rumus dan diagram Bunga)

LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN
RUMUS DAN DIAGRAM BUNGA (Flos)













Oleh :

Fauziatul Islamiyah (12222036)

Dosen Pembimbing :
Delima Engga Mareta, S.Pd., M.Kes






PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Apabila suatu pertumbuhan batang berhenti, maka ruas-ruas batang akan memendek. Daun-daun akan tersusun sangat rapat. Biasanya daun yang tersusun sangat rapat tersebut seakan-akan tersusun dalam lingkaran-lingkaran. Pada akhirnya, susunan tersebut akan bermetamorfosis atau termodifikasi menjadi daun.
Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Meskipun struktur dan ontogeni bunga telah banyak diteliti, hingga saat ini para ahli belum sepakat mengenai konsep bunga. Salah satu sebab adalah kurangnya informasi mengenai fosil bunga. Teori yang biasa dianut mengganggap bahwa bunga adalah homolog dengan pucuk vegetatif, dan daun bunga homolog dengan daun hijau (phyllom). Konsep yang juga dianut, yakni bahwa macam daun yang ditemukan pada paku, Gymnospermae dan Angiospermae, yang berkembang dari sistem cabang, telah memunculkan dugaan bahwa, dalam suatu evolusi paralel antara daun dan bagian bunga, pemisahan antara keduanya telah terjadi sebelum bentuk daun muncul.
Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk mengadakan penyerbukan dan pembuahan sehingga terbentuk buah dan biji yang digunakan untuk perkembangan generatif pada tumbuhan biji.
Bunga adalah bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan. Dalam mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau diagram bunga. Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang atau huruf-huruf dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.

1.2. Tujuan
Untuk membuat rumus bunga dan diagram bunga.























\



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bagian Bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian berikut:
a.         Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b.         Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran.
c.         Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
a)        Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
b)        Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak (Tjitrosoepomo, 2007).
2.2. Kelamin Bunga
Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru (Steenis, 2006).
Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, bunga dapat dibedakan menjadi (Tjitrosoepomo, 2007).
a.       Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya pada bunga terung (Solanum melongena L.) ditunjukkan dengan lambang ♀.
b.      Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:
1.         Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali ditunjukkan dengan lambang ♂.
2.         Bunga betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai banang sari, melainkan hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina ditunjukkan dalam lambang ♀.
c.       Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun putik. Misalnya bunga pinggir (Hellianthus annuus L).

2.3.  Diagram Bunga
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tesebut.
Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan (Iaxillaries atau terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan seharusnya) (Hidayat, 1995).
Diagram bunga merupakan gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya secara skematis, dengan memproyeksikan suatu bunga ke dalam bidang datar. Diagaram bunga berisi simbol-simbol yang melukiskan letaknya, apakah diujung batang, atau diketiak daun. Juga melukiskan jumlah perhiasan dan kelamin bunga, secara berurutan dari bagian terluar hingga bagian yang paling dalam, yang ditunjukan oleh rumus bunga (Rosanti, 2013).
Bagian–bagian bunga duduk diatas dasar bunga, masing–masing teratur dalam satu lingkaran atau lebih. Dalam diagram bunga, masing–masing bagian harus digambarkan sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan lambing yang sama. Mengingat bahwa yang digambar pada diagram itu penampang–penampang melintang masing–masing bagian bunga, maka kemungkinan adanya persamaan gambar hanyalah mengenai daun daun kelopak dan daun tajuk bunga, sedangkan mengenai benang sari dan putiknya rasanya tidak akan terjadi kekeliruan (Moertolo, 2004).
Bagian bunga yang akan diproyeksi, dibuat dalam bentuk lingkaran, sebanyak jumlah perhiasan dan kelamin bunga tersebut. Biasanya terdiri dari empat atau lebih lingkaran. Setiap lingkaran menggambarkan letak perhiasan (kelopak dan mahkota) bunga, serta alat kelamin bunga (benang sari dan putik), dengan jumlah masing-masing. Urutan terluar adalah kelopak, mahkota, benang sari dan putik (Rosanti, 2013).

2.4.  Rumus Bunga
Susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus, yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian–bagiannya (Savitri, 2005).
       Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf–huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga. Disamping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian–bagian bunga satu sama lain (Tjitrosoepomo, 1995).
       Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut (Sumardi, 1993) :
a.       Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx).
b.      Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla.
c.       Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan dari androecium.
d.      Putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan kata gynaecium.
     Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P, singkatan kata perigonium (Savitri, 2008).
Dibelakang huruf-huruf tadi lalu ditaruhkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi, dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka itu di taruh koma. Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah, maka rumusnya adalah (Fahn, 1991).
K5, C5, A10, G1. (Bunga merak)
Di depan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetri bunga. Biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri, yaitu: * untuk bunga yang bersimetri banyak dan tanda ↑ untuk bunga yang bersimetri satu. Jadi hal ini rumus bunga merak, yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi (Fahn, 1991).
↑ K5, A5, A10, G1
Sedang bunga lilia gereja yang bersifat aktinimorf rumusnya menjadi (Parwata, 2009).
                                                   *P6, A6, G3
Selain lambang yang menunjukkan simetri pada rumus bunga dapat pula ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga yang banci di pakai lambang: ♀, untuk bunga jantan dipakai lambang: ♂, dan untuk bunga betina dipakai lambang: ♀. Lambang jenis kelamin ditempatkan di depan lambang simetri. Jika kedua contoh rumus tersebut di atas dilengkapi dengan lambang jenis kelamin, maka rumusnya menjadi (Sumardi, 1993).
                                    ♀ ↑ K5, A5, A10, G1 dan ♀*P6, A6, G3
Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam lebih dari pada satu lingkaran. Bunga-bunga yang dipakai contoh diatas misalnya masing-masing mempunyai bagian-bagiannya yang tersusun dalam 5 lingkaran. Bunga merak misalnya mempunyai 2 lingkaran benang sari, dengan 5 benang sari dari tiap lingkaran, sedang bunga lilia gereja mempunyai 2 lingkaran daun tenda bunga dan 2 lingkaran benang sari, tiap lingkaran berbilang 3. Dalam hal yang demikian dibelakang huruf yang menunjukkan bagian yang tersusun dalam lebih daripada satu lingkaran tadi harus di taruh 2 kali angka yang menunjukkan jumlah bagian di dalam tiap lingkaran dengan tanda (+) diantara kedua angka tadi. Contoh (Hidayat, 1995).
♀ ↑ K5, C5, A5 + 5,G1 dan ♀ * P3 + 3, A3 + 3, G3


















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Desember 2013 pada pukul 15:00-16:00 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, Nampan/baki, Cutter/silet, Alat Tulis (Penggaris, Jangka, Pensil, Kertas).
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu, Bunga sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis), Bunga tasbih (Canna sp), Ranting alamnada (Allamanda catrhartica L), Bunga kertas (Bougenvilia spectabilis), Bunga teratai (Nyamphaea lotus L), Bunga anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris), Bunga mawar (Rosa sp).

3.3. Cara Kerja
a.     Mempersiapkan semua alat dan bahan
b.    Membuat rumus bunga dari bahan-bahan yang tersedia.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Bunga
Rumus
Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
, K(5), C(5), A~, G5.
Bunga Allamanda (Allamanda cathartica)
, K(5), C(5), A~, G1.
Bunga Kertas (Bougenvilia spectabilis)
, ↑, K 3+(5)+(5)+(5), C (5)+(5)+(5), A~ (8)+(8)+(8), G3.
Bunga Tasbih ( Canna sp)
, K 3+3, C(5), ((2+2+1),A1), G1.
Bunga Teratai ( Nymphaea lotus L)
, P ~, A~.
Bunga Anggrek ( Arachis flos-aeris)
, P (5), A0, G1.
Bunga Mawar (Rosa sp)
, ↑, K 5, C 5+5+5, A~, G~.


Diagram
Keterangan
a.         Bunga sepatu












1.      Calyx
2.      Gynaceum
3.      Androceum
4.      Corolla


b.        Bunga Allamanda









1.      Calyx
2.      Gynaceum
3.      Androceum
4.      Corolla

c.         Bunga Anggrek










1.      Perigonium
2.      Gynacium
d.        Bunga Tasbih









1.      Calyx
2.      Androcium
3.      Gynacium

e.         Bunga Teratai








1.      Androecium
2.      Calyx
f.         Bunga Mawar








1.      Calyx
2.      Androcecium
3.      Gynaceum
g.        Bunga Kertas












1.      Calyx
2.      Corolla
3.      Pgynaecium
4.1. Pembahasan
1.      Bunga Sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis)
Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis) ini mempunyai bagian-bagian bunga yaitu diantaranya, benang sari, mahkota, kelopak, dan putik sedangkan bunga sepatu ini yaitu berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan putik. Bunga ini mempunyai jumlah kelopak 5, bunganya terletak di ujung, dan bakal buah terletak di dasar. Adapun rumus bunga dari bunga sepatu ini yaitu:  ♀, K(5), C(5), A~, G5.

2.      Bunga Allamanda (Allamanda cathartica L)
Berdasarkan pengamatan pada bunga allamanda, ini mempunyai bagian–bagian bunga yaitu diantaranya, kelopak bunga, putik, benanga sari, mahkota bunga. Sedangkan bunga allamanda ini yaitu berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan putik. Bunga ini mempunyai kelopak 5 dan benang sari yang tak terhingga, dan bakal buah terletak di dasar, adapun rumus bunganya yaitu, , K(5), C(5), A~, G1.

3.      Bunga Anggrek kalajengking ( Arachis flos-aeris)
Berdasarkan pengamatan pada bunga Anggrek ini mempunyai bagian–bagian bunga yaitu diantaranya, Tenda bunga dan putik. Sedangkan bunga Anggrek ini yaitu berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan puti. Bunga ini memiliki Tenda bunga berjumlah 5 dan putiknya 1. Adapun rumus bunga anggrek ini yaitu, , P (5), A0, G1.

4.      Bunga Tasbih ( Canna sp)
Berdasarkan pengamatan pada bunga Tasbih ini mempunyai bagian-bagian bunga yaitu diantaranya, kelopak bunga, Benang Sari dan Putik, Mahkota bunga. Sedangkan bunga Tasbih ini yaitu berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan putik. Kelopak bunga berjumlah 3 dan rangkap 3, adapun rumus bunganya yaitu, , K 3+3, C(5), ((2+2+1),A1), G1.

5. Bunga Teratai ( Nymphaea lotos L)
Berdasarkan pengamatan pada bunga Teratai ini mempunyai bagian-bagian bunga yaitu diantaranya, Benang sari, dan kelopak bunga. Sedangkan bunga teratai ini yaitu berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan putik. Adapun rumus bunganya yaitu, , P ~, A~.

6. Bunga Mawar (Rosa sp)
Berdasarkan pengamatan pada bunga Mawar ini mempunyai bagian-bagian bunga yaitu diantaranya, Benang sari, dan kelopak bunga, putik. Sedangkan bunga mawar ini yaitu berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan putik. Memiliki kelopak bunga 5. Adapun rumus bunganya yaitu, , ↑, K 5, C 5+5+5, A~, G~.

7.      Bunga Kertas (Bougenvilia spectabilis)
Berdasarkan pengamatan pada bunga Kertas ini mempunyai bagian-bagian bunga yaitu diantaranya, Benang sari, dan kelopak bunga, putik. Sedangkan bunga kertas ini yaitu berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan putik. Adapun rumus bunganya yaitu, , ↑, K 3+(5)+(5)+(5), C (5)+(5)+(5), A~ (8)+(8)+(8), G3.






BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Bunga tasbih (Canna sp), Ranting alamnada (Allamanda catrhartica L), Bunga kertas (Bougenvilia spectabilis), Bunga teratai (Nyamphaea lotus L), Bunga anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris), Bunga mawar (Rosa sp) merupakan bunga berjenis kelamin hermaprodit atau bisa juga di sebut dengan banci, karena mempunyai dua alat kelamin pada satu bunga yaitu benang sari dan putik.

5.2. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menentukan sifat-sifat bunga, bagian-bagian bunga, dan jumlah bagian bunga agar dalam menentukan rumus bunga dan membuat diagram bunga tidak terjadi kesalahan dan didapatkan hasil yang diinginkan.

















DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Esteti, B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi tumbuhan. Palembang: Erlangga

Savitri, Evika Sandi. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang: UIN Press.

Steenis Van. 2006. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1995. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press



Tidak ada komentar:

Posting Komentar